Jumat, 17 Agustus 2018

Baby Blues Syndrome. And How to Deal With It

Sebagai Ibu baru, kita pasti bahagia dong menyambut si kecil yang terlahir ke dunia. Sembilan bulan mengandung. Engap bawa kesana kemari. Belum lagi sakit pinggang, sakit punggung. Rasanya sudah bebas banget dari ngerasain itu semua...

Tapi ada tantangan lagi yang lebih berat. Bagaimana mengurus bayi yang baru lahir ini?

Banyak pake banget saran ini itu yang datang. Terutama dari ibu-ibu yang lebih tua. Orang tua, mertua, saudara ipar, tetangga sekitar. Oh... tak lupa Kakek-Nenek kita.

Saran-saran yang datang, kadang kala sering membuat kita bingung. Ini bener apa ngga? Mitos apa ngga? Terlebih di jaman now ini. Dimana ilmu parenting semakin mudah diakses.

Sebagai persiapan, sejak memasuki trimester akhir, aku banyak banget baca tentang Ilmu Menyusui. Bertekad ingin ASI. Kalau bisa ASI Ekslusif! (sounds so idealis, right?) Alhamdulillaah banget. Pada suatu hari, ketemu akun di Instagram yang banyak ngasih info seputar dunia menyusui. @asiku.banyak
Dari posisi latch on (pelekatan) yang benar, juga persiapan asi perah untuk bekal ASI Eklusif kalau sudah masuk kerja nanti (mau bahas ini di post selanjutnya kalau sempat 😅😅)

Tapi, saran-saran (atau komentar?) itu tak jarang bikin aku baper.

Sebelum melahirkan, aku sudah sering baca-baca tentang ilmu parenting. Pinjem buku "Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan" karangan dr. Surinah, "Panduan Lengkap Merawat Bayi 0-1 Tahun" karangan dr. Meta Hanindita, Sp.A.
Berdasar yang kubaca aku memutuskan:
  • Tidak memakaikan gurita pada bayiku
  • Tidak memakaikan bedak tabur
Tetapi, keputusanku banyak menimbulkan komentar-komentar yang tak jarang bikin aku baper (hormon ibu baru melahirkan sangat sensitif loh)
Misal:

  • "Kok bayinya ga dipakein gurita? Nanti masuk angin kasian" (Padahal, gurita sudah tidak direkomendasikan lagi. Apalagi kalau make gurita yang kencang. Bisa mengganggu pernapasan dan engap.)
  • "Kok ga dikasih bedak?" (Bedak tabur bisa mengganggu pernapasan kalau terhirup partikelnya. Apalagi yang bedakin sampai kaya donat tepung. Dan anakku kulitnya sangat sensitif. Biang keringat parah. Dibedakkin makin parah :(( )
  • "Kok bedongnya ga kenceng gitu? Yang kenceng. Biar kakinya lurus." (Padahal fungsi bedong untuk menghangatkan bayi. Bukan membuat kaki lurus. Kaki bayi baru lahir memang seperti katak karena masih menyesuaikan diri. Di dalam rahim, kan kaki bayi menekuk. Bedong yang baik menyediakan ruang yang cukup untuk pergerakan kaki bayi.)

  • "Kok ga dibedong sih? Bedong dong. Nanti kakinya bengkok." (sumpah... ini yang bikin aku sakit hati banget kalau inget :(( Padahal itu posisi di siang hari. Panas. Kebetulan juga belum pasang AC di rumah. Bayinya kegerahan. Tapi aku bisa apa? Mau jawab dikira anak sotoy. Anak baru kemaren udah membantah orang tua :( )

Komentar-komentar itu yang jujur ... bikin aku sering menangis kalau di kamar. Berpikir, apakah aku bisa menjadi ibu yang baik? Mengapa di saat aku merasa sudah banyak persiapan (termasuk membaca buku panduan merawat bayi), masih saja ada yang bilang salah? Tak jarang, ketika bayiku menangis, akupun ikut menangis.
Puncaknya ketika bayiku kontrol enam hari pasca lahiran ke poli anak. Dan ternyata kuning. Setelah cek lab billirubin, hasilnya tinggi. Poinnya 13,8. Di atas batas normal. Disarankan rawat inap untuk foto terapi (sinar biru). Datang satu komentar lagi yang bikin aku sakit banget "Jaman dulu ... ga ada tuh bayi dioven sinar biru segala. Cukup dijemur di pagi hari. Ibunya males kali buat jemur."

Apa itu Hyperbillirubin?


Apa itu bilirubin? Jadi, bilirubin merupakan salah satu senyawa yang terjadi karena hasil pemecahan dari sel darah merah yang kemudian di keluarkan melalui plasenta yang ada di dalam tubuh. bilirubin lebih dikenal dengan istilah kuning yang terjadi pada bayi yang baru lahir sebanyak 60% oleh orang awam. Senyawa bilirubin ini di dalam bayi yang baru lahir merupakan hal yang normal. Bilirubin atau kuning pada bayi akan hilang dengan sendirinya jika dikeluarkan melalui air seni dan saat bayi buang air besar. Bilirubin sangat penting dikeluarkan dari dalam tubuh karena jika tidak bilirubin akan menumpuk di dalam tubuh dan akan menyebabkan hiperbilirubin.
Bilirubin Berlebihan
Bilirubin yang menumpuk di dalam tubuh ini biasanya disebut dengan istilah ikterus neonates dalam istilah medis. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya semburat warna kuning pada bagian putih mata, kulit, air seni, gusi dan gigi. Biasanya bayi yang mengalami hiperbilirubin akan mengalami aktivitas yang cenderung diam atau tidak aktif. Bayi juga akan cenderung kurang nafsu menyusu pada ibunya, lebih rewel dan mengantuk serta tubuh bayi akan lebih lemas. Berikut ini fakta tentang bilirubin berlebihan pada bayi :

  • Bayi yang baru lahir akan mengalami hiperbilirubin jika dalam usia kurang dari satu hari atau 24 jam memiliki kadar bilirubin sebesar 12 mili gram per desi liter. Namun kadar tersebut dapat dikatakan normal jika bayi sudah berusia dalam 3 hari lamanya.
  • Sebenarnya adanya kandungan bilirubin dan bayi yang mengalami hiperbilirubin ini tidak berbahaya namun jika tidak ditangani segera dan dibiarkan dalam jangka panjang
  • penumpukkan bilirubin terlalu lama dan banyak dapat menyebabkan gangguan pada otak sang bayi
  • Indikasi bahwa bayi mengalami hiperbilirubin dapat dilihat dari beberapa gejalanya seperti tidur terus menerus, sering terlihat mengantuk, tidak mau menghisap ASI dari ibu dan bola matanya akan berputar ke atas.
Jika mengalami hal ini pada bayi anda sebaiknya segera lakukan pemeriksaan guna pencegahan hal yang tidak diinginkan.

 Dikutip dari sini

 


Kejadian ini membuatku sering menangis. Aku tau ada yang salah denganku. Kemudian teringat salah satu pesan sepupuku.
"Nis ... jadilah ibu yang bahagia. Kalau ibu yang bahagia pasti anak bahagia juga. Jangan sampai baby blues ya."


Dan aku merasa kalau aku memang di tahap itu. Sampai mengetik tulisan inipun aku masih merasakan rasa itu. Rasa depresi, stress akan komentar orang yang seakan menuduhku bukan ibu yang baik. Menangis tanpa henti. Sampai suami bingung kenapa aku nangis mulu.

Sebenarnya. Apa itu Baby Blues?

Sindrom baby blues, adalah gangguan emosi ringan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu setelah ibu melahirkan. Ada pula yang menyebutnya dengan istilah lain seperti maternity blues atau post partum blues. Sesuai dengan istilahnya – blues – yang berarti keadaan tertekan, sindroma ini ditandai dengan gejala-gejala gangguan emosi seperti sering menangis atau mudah bersikap berang. Munculnya berbagai gejala ini menurut dr. Irawati Sp.Kj dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah ketidaksiapan ibu menghadapi kelahiran bayinya. (Dikutip dari sini)

Bagaimana penanganannya?
Ada komentar. Ah ... itu ibunya aja yang kurang ibadah. Terlalu kejam kalau ada yang berkomentar seperti itu. Bagaimana mau ibadah? Orang masih nifas kan 😀

Kalau aku, sering-sering sharing.
Sharing dengan sepupu yang sama-sama ibu muda. Sharing sama teman. Dan menangis sepuasnya dengan suami 😂
Juga, follow akun parenting di instgram dan ikut komen di sesi komentar. Ternyata banyak juga para ibu muda yang mengalaminya.
Ini salah satu sharing aku dengan salah satu teman kerjaku di RS

 Tahap selanjutnya?
Mungkin lebih ke rasa ikhlas. Dan banyak-banyak beristighfar.
Ini ada beberapa tips yang aku kutip dari akun IG @parentalk.id






So, Be Happy, Moms!
You're a great mother for your child, no matter happen. Stay strong!


     

Senin, 23 Maret 2015

Akhirnya, berani buka blog (lagi) yang mungkin akan sering diisi dengan berbagai hal random.